Naruto Uzumaki Pointing Finger

Random Post







RAGAM ILMIAH BAGI PROSES PENULISAN ILMIAH

Senin, 25 Oktober 2010

Ada dua macam artikel ilmiah, yaitu artikel penelitian dan artikel konseptual. Artikel penelitian adalah artikel yang merupakan hasil penelitian, sedangkan artikel konseptual adalah artikel yang berupa gagasan atau ide-ide penulisnya.
Meskipun kedua jenis artikel tersebut berbeda, namun jika dilihat dari tata tulis kebahasaannya tetaplah sama. Artinya, segala ketentuan penulisan yang berlaku pada artikel penelitian juga berlaku pada artikel konseptual. Bahasa yang digunakan dalam artikel ilmiah adalah bahasa Indonesia ragam ilmiah. Selain ragam ilmiah, dalam bahasa Indonesia juga dikenal ragam undang-undang, ragam jurnalistik, dan ragam sastra.
Ragam undang-undang disebut juga ragam hukum, yaitu bahasa Indonesia yang digunakan pada kalangan hukum atau pada undang-undang. Ragam hukum mempunyai ciri khusus pada pemakaian istilah dan komposisinya. Ragam jurnalistik adalah ragam bahasa yang dipakai dalam dunia jurnalistik. Karena fungsi utama media massa sebagai media informasi, ragam bahasa jurnalistik setidaknya harus mempunyai ciri komunikatif, sederhana, dinamis, dan demokratis. Ragam ilmiah adalah ragam bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Ragam inilah yang disebut dengan ragam baku. Ragam ini ditandai dengan adanya ketentuan-ketentuan baku, seperti aturan ejaan, kalimat, atau penggunaannya. Dalam bahasa Indonesia kebakuan bahasa dibarometeri oleh Ejaan Yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia, dan Pedoman Pengindonesiaan Istilah Asing. Ragam sastra adalah bahasa yang digunakan dalam penulisan karya sastra. Ragam sastra mempunyai ciri khusus dengan adanya licencia poetica, yakni kebebasan menggunakan bahasa untuk mencapai keindahan.
Karya Ilmiah
Jones berpendapat bahwa karangan ilmu pengetahuan itu terbagi menjadi dua macam, yaitu karangan ilmiah dan karangan nonilmiah (dalam Brotowidjojo 1985:3). Penggolongan karya ilmu pengetahuan ke dalam kedua golongan tersebut didasarkan pada sifat fakta yang disajikan dan cara penulisannya. Karya ilmiah menyajikan fakta umum –fakta yang dapat dibuktikan benar-tidaknya-- dan ditulis dengan cara penulisan yang standar, sedangkan karya nonilmiah menyajikan fakta pribadi –fakta yang ada pada diri seseorang atau yang ada dalam batin seseorang yang bersifat subjektif-- dan ditulis dengan cara penulisan yang (mungkin) tidak sandar. Yang perlu diperhatikan di sini adalah bahwa tidak semua fakta umum bersifat ilmiah sehingga dapat dipakai untuk bahan dasar penulisan karya lmiah. Fakta umum itu ada dua macam, yaitu fakta umum yang bernilai ilmiah dan fakta umum yang tidak bernilai ilmiah. Yang dapat dipakai sebagai dasar penulisan karya ilmiah adalah fakta umum yang bernilai ilmiah.
Contoh fakta umum yang bernilai ilmiah :
(1) Sungai Bengawan Solo bermata air di Pegunungan Seribu dan bermuara di Laut Jawa
(2) Setetes air terdiri atas sejumlah molekul
(3) Asap yang keluar dari kenalpot kendaraan membahayakan kesehatan
Contoh fakta umum yang tidak bernilai ilmiah:
(1) Gadis yang tinggi itu lebih baik daripada yang pendek
(2) Air di Sungai Kaligarang tampak indah di malam hari
(3) Orang-orang Batak lebih ulet daripada orang-orang Jawa
Dari uraian di atas kita dapat mengambil simpulan bahwa yang dimaksud dengan karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta yang dapat dibuktikan kebenarannya dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar (lihat juga Brotowidjojo 1985:8-9). Dari definisi ini, dalam bahasa lain kita juga dapat melihat adanya dua komponen dalam karya ilmiah, yaitu komponen yang menyangkut masalah substansi karya ilmiah itu sendiri (isi karangan) dan komponen yang menyangkut masalah teknik penulisannya (Lindsay 1988:1). Dua komponen tersebut sama pentingnya, sehingga hilangnya satu komponen akan menjadikan karya tersebut bukan sebagai karya ilmiah.
Masalah substansi menyangkut isi karya ilmiah, yang dalam hal ini dapat berwujud permasalahan, teori yang digunakan, metode, dan pembahasannya; sedangkan komponen tata tulis menyangkut bahasa yang digunakan, penulisan sistematika, penulisan kutipan, penulisan daftar pustaka, penulisan lampiran, penulisan tabel atau skema, dan sebagainya. Dalam hal teknik penulisan ini, hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa penulisan karya ilmiah berbeda sekali dengan penulisan karya kreatif (sastra). Jika penulisan karya sastra merupakan seni, maka penulisan karya ilmiah merupakan teknik. Sebagai sebuah teknik, penulisan karya ilmiah harus mengikuti gaya yang telah ditentukan.

Selain definisi di atas kita juga dapat melihat karya ilmiah dari sudut pandang lain, yaitu bahwa karya ilmiah adalah karya atau karangan yang bersifat ilmiah. Karena kata ilmiah berarti bersifat keilmuan, maka karya ilmiah juga berarti karya keilmuan yang konsekuensinya haruslah memenuhi syarat standar keilmuan, yaitu bersifat objektif, logis, dan teleologis. Objektif berarti sesuai dengan kenyataan, tidak dibuat-buat, dan menampilkan apa yang merupakan hasil serapan, pengalaman, atau pengamatan penulis. Dalam pengertian objektif di sini juga tercakup makna tidak memihak. Logis artinya rasional, sesuai dengan penalaran orang normal, dan mengikuti alur pikir yang universal. Di sini juga berarti memiliki sistematika yang baku, menggunakan aturan-aturan yang ditentukan, dan memiliki bentuk atau model yang dapat dipertanggungjawabkan. Teleologis berarti memiliki tujuan. Artinya, sebuah karya ilmiah haruslah berangkat dari suatu pertanyaan dan hasil uraiannya mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
Artikel ilmiah merupakan salah satu bentuk karya ilmiah. Artikel adalah karya ilmiah yang dikhususkan untuk diterbirtkan di jurnal ilmiah. Ada dua bentuk artikel ilmiah, yaitu artikel konseptual --artikel yang diangkat dari gagasan atau ide penulis— dan artikel penelitian –artikel yang diangkat dari hasil penelitan (Doyin 2001:3). Perbedaan kedua jenis artikel tersebut terletak pada bagian isi. Jika dalam artikel konsep tual antara bagian pendahuluan dan bagian penutup hanya berisi isi artikel –yang bias terdiri atas beberapa subbab; maka dalam artikel penelitian antara bab pendahuluan dan bagan penutup terdapat bagian landasan teori, metode yang digunakan, dan hasil dan pembahasan.
Pola dasar artikel ilmiah secara umum paling sedikit berisikan bagian-bagian yang sudah baku, yaitu bagian pengenalan, batang tubuh, dan kepustakaan (Rifai 1998:61-62). Dalam bahasa yang sederhana ketiga bagian tersebut dapat juga disebut dengan istilah bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Inti karya ilmiah ada pada bagian batang tubuh atau bagian tengah, sehingga secara proporsional bagian tengahlah yang paling panjang uraiannya. Jika ketiga bagian tersebut dianalogikan dengan tubuh manusia, maka bagian awal dapat dianalogikan sebagai kepala, bagian tengah sebagai tubuh, dan bagian akhr sebagai kaki. Dengan penganalogian tersebut kita sudah mendapat gambaran seberapa besar uraian masing-masing bagian dalam karya ilmiah. Akan menjadi tidak logis jika tubuh manusia lebih kecil daripada kepala atau kakinya. Demikian juga dengan karya ilmiah, akan menjadi tidak logis jika uraian pada bagian pengenalan atau awal lebih panjang daripada bagian batang tubuh atau tengah.
Bagian pengenalan berisi hal-hal yang bersifat informatif. Ada dua jenis bagian pengenalan, yaitu yang bersifat umum –ada pada semua jenis karya ilmiah— dan yang bersifat khusus –hanya dimiliki jenis karya ilmiah tertentu. Bagian pengenalan artikel ilmiah terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, dan kata kunci. Beberapa istilah dalam bagian pengenalan yang perlu dijelaskan di sini adalah judul, nama penulis (baris kepemilikan), abstrak, dan kata kunci. Judul adalah identitas tulisan yang utama. Syarat judul karya ilmiah yang baik dibicarakan pada langkah-langkah penulisan karya ilmiah.
Dalam baris kepemilikan biasanya dituliskan nama penulis beserta nama lembaganya. Dalam menulis nama penulis hendaknya ditanggalkan pangkat, kedudukan, dan gelar akademik. Jika karangan ditulis oleh lebih dari satu orang, maka semua nama penulis harus dicantumkan, tidak boleh hanya ditulis satu orang dan disertai dkk. atau et al. Pangkat, kedudukan, dan gelar dapat dicantumkan dalam catatan kaki atau lampiran –jika ada biografi pengarang.
Abstrak adalah ringkasan tulisan. Dengan membaca abstrak orang akan tahu isi secara singkat karya ilmiah tersebut. Oleh karena itu dalam abstrak harus tercakupi seluruh bagian isi karangan, dari pendahuluan sampai penutup (ada alasan, permasalahan, kajian pustaka, metode, hasil dan pembahasan, serta simpulan –untuk karya ilmiah dari hasil penelitian— dan harus ada latar belakang, permasalahan, pembahasan, dan penutup –untuk karya ilmiah yang bersifat konseptual). Penekanan isi abstrak ada pada hasil pembahasan. Pada umumnya abstrak disajikan dalam satu paragraf dengan menggunakan tidak lebih dari 200 kata. Untuk istilah abstrak, ada yang membedakannya dengan ringkasan. Abstrak diartikan lebih pendek daripada ringkasan. Dalam hitungan angka, jika abstrak biasanya tidak lebih dari 200 kata, maka untuk ringkasan bisa sampai pada 500 kata. Sementara itu ada orang yang menyamakan kedua istilah tersebut. Istilah lain yang biasanya disamakan dengan abstrak atau ringkasan adalah sari.
Kata kunci adalah kata-kata atau istilah yang dianggap penting dan mutlak harus diketahui pembaca dalam sebuah karya ilmiah. Biasanya kata kunci tidak lebih dari delapan. Batang tubuh adalah isi karya ilmiah yang sebenarnya. Secara umum bagian batang tubuh terbagi menjadi tiga, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi, dan bagian penutup.
Bagian pendahuluan setidaknya berisi latar belakang masalah dan rumusan masalah. Untuk artikel penelitian bagian pendahuluan berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat.

Bagian isi berisi persoalan-persoalan inti atau materi inti yang ingin disajikan. Untuk penelitian, bagian isi berupa landasan teori, metodologi, dan hasil dan pembahasan. Landasan teori berisi teori-teori atau konsep-konsep yang dipergunakan dalam membahas masalah, bagian metodologi berisi pendekatan yang digunakan, metode, sasaran, populasi dan sampel, serta langkah-langkah analisis data; dan bagian hasil dan pembahasan berisi hasil kajian masalah yang diangkat. Bagian penutup biasanya berupa simpulan dan saran (untuk artikel penelitian) dan simpulan atau penekanan (untuk artikel konseptual).

0 komentar:



:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar